Kunjungan Lapang ke Sekretariat KT Milenial Massidi Ada
BPTP Melakukan Kunjungan Lapang ke Sekretariat KT Milenial Massidi Ada
Tim BPTP Sulbar melakukan kunjungan lapang ke rumah Ketua Komda Jaringan Petani Nasional Kab. Mamuju, Bapak Hamzah, yang juga merupakan kelompok tani binaan BPTP Sulbar. Selama ini, Hamzah bergelut sebagai petani padi sawah, namun sejak tahun 2019 mengembangkan profesinya sebagai petani cabai dan bawang merah.
Awalnya bibit tanaman cabai diberikan secara gratis kepada rekan-rekan petani yang ingin menanam cabai dengan harapan mereka juga dapat menanam cabai, meskipun sebenarnya bibit cabai itu untuk dijual.
Saat ditemui di rumahnya Hamzah bersama istrinya sementara melakukan kegiatan pembibitan cabai, yang baru digeluti.Jenis cabai yang dibibitkan saat ini adalah cabai keriting dan cabai rawit dengan umur bibit 4 hari, 10 hari bahkan lebih dari 10 hari. Pembibitan cabai yang telah dilakukan sekitar 15.000 bibit yang dikerjakan bersama beberapa anggota kelompoknya pada malam hari setelah mereka selesai kerja di lahan mereka, bahkan terkadang ketua bersama istrinya menyiapkan pembibitan pada saat tidak ke lahannya. Beliau sendiri menargetkan akan membibitkan sekitar 10.000 bibit untuk ditanam di lahan usahataninya. Pembibitan dilakukan berdasarkan permintaan dari petani disekitarnya, KWT, BI, Kodim, Kecamatan, dan sekolah yang dijual dengan harga Rp.1.000 - Rp.3.000, tergantung umur bibit, media tanam dan polibag yang digunakan.
Kelompok Tani Massidi Ada' yang diketuai oleh Hamzah juga mendapat bantuan dari Bank Indonesia, berupa bangunan green house (saat ini sudah mulai pondasi) sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha tani di bidang tanaman cabai yang digelutinya, sedangkan BPTP hadir sebagai pendamping dalam hal inovasi teknologi pembibitan dan budidaya cabai.
Pada kunjungan tersebut Ketua Tim Teknis dan Koordinator Penyuluh BPTP Sulbar menyampaikan tentang potensi dan peluang Sulawesi Barat khususnya Mamuju sebagai wilayah penyangga IKN di Kaltim untuk komoditas cabai dan bawang merah. Oleh karena itu perlunya kerjasama antara semua petani disekitarnya untuk membentuk suatu kawasan hortikultura sebagai pemantik pasar.
Menurut informasi yang diperoleh dari Bapak Hamzah, kendala utama yang sering dialami selain banjir adalah penyakit antraknose. Diharapkan juga adanya bimbingan teknologi terkait dengan inovasi teknologi berbagai olahan produk cabai bagi KWT terutama pada saat panen raya cabai dimana biasanya harga cabai anjlok sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi petani.