Konsolidasi Penerapan Standar Instrumen Pertanian Spesifik Lokasi
Bogor,18/12/2022 - "Macoa" Produk Olahan Kakao dari Tanah Mandar Jadi Role Model Pada Konsolidasi Penerapan SIP Spesifik Lokasi
Konsolidasi Penerapan Standar Instrumen Pertanian (SIP) Spesifik Lokasi dilaksanakan di Ruang Rapat Display BSIP Perkebunan yang diikuti 92 orang peserta yaitu Kepala BPTP dan pejabat kompeten BPTP (Koordinator Program, KSPP, dan subbag TU) seluruh Indonesia.
Tujuan kegiatan ini adalah harmonisasi kebutuhan standardisasi dan pendampingan lembaga penerapan standar instrumen pertanian spesifik lokasi lingkup BB Pengkajian TA 2023. Harmonisasi kebutuhan standar spesifik lokasi dilakukan melalui paparan dari BPTP terpilih yang dibahas oleh bapak Dr.Ir. Haryono, M.Sc. dan Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN Ibu Dr. Triningsih Herlinawati.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Badan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) “Haris Syahbuddin”. Dalam sambutannya Sesba mengharapkan agar seluruh staf dan pimpinan unit kerja BSIP sudah harus merubah mindset dari Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) ke Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP). Upaya perubahan mindset telah dilakukan melalui pelatihan teknis penerapan standar. Berada di BSIP harus mulai berfikir global, yang harus dibangun di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) karena paling dekat dengan stakeholder calon penerap SNI.
Lanjut disampaikan bahwa Tahun 2023 merupakan tahun perbenihan nasional dan pertanian presisi. Ada tiga program strategis Kementan berbasis kawasan yang memerlukan dukungan BSIP dan BB Penerapan yaitu: (a) kegiatan KRPL/P2L diharapkan menjadi basis kekuatan ketahanan pangan untuk mengurangi inflasi pada komoditas tertentu yang akan menjadi tugas BPSIP spesifik lokasi, (b) membangun 10 ribu kandang; dimana BPSIP ada di bagian terdepan dalam menyusun perencanaan standar hingga ekspor, (c) ekspor beras khusus dengan target 10 juta ton; dimana BPSIP diminta menyiapkan konsepsi penerapan standar.
Selanjutnya pemaparan hasil pelaksanaan identifikasi penerapan SIP dan rancangan dari perwakilan enam BPTP. BPTP Sulbar yang diwakili oleh Ketut Indrayana meyampaikan tentang Indentifikasi penerapan standar instrumen pertanian spesifik lokasi produk kakao ‘macoa’ (SNI 3749:2009) kakao massa. Segmen Pasarnya adalah semua kalangan dan lebih berfokus pada oleh-oleh khas Mamuju serta wilayah Pemasaran Mamuju, Majene, Pinrang, Pare, Makassar, dan telah menjangkau seluruh pulau di indonesia melalui penjualan online.
Dalam rangka penerapan standar mendukung program kawasan pertanian berbasis korporasi petani maka keberhasilan model-model pengembangan pertanian berbasis kawasan (RPIK, Primatani, P4S, dll) harus bertransformasi menjadi model-model penerapan kawasan pertanian terStandar. Transformasi ini memerlukan kesiapan SDM tangguh dan kinerja manajemen yang Agile.