PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Pj. Gubernur Sulbar Apresiasi Aplikasi SISCrop 2.0




Data merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh sebuah institusi dalam pengambilan keputusan dan penentuan skala prioritas. Hal itu dikemukakan PJ. Gubernur Sulbar, Dr. Akmal Malik pada saat menerima audiensi Pengurus Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PERHORTI) Komda Sulawesi Barat, di Rumah Jabatan Gubernur Sulbar, Selasa (14/Februari 2023).

 
Saat ini Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan program Data Desa Presisi Tahap 1 dengan menyasar 39 desa dan kelurahan, yang nantinya akan dilanjutakan tahap 2 dengan cakupan desa yang lebih banyak. Akmal menambahkan, Data Desa Presisi bisa dijadikan patokan awal dalam setiap membuat kebijakan guna kepentingan tata kelola pemerintahan. Dengan data yang sama, pemerintah provinsi, kabupaten hingga ke desa bisa membuat program yang kolaboratif seperti penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting.
 
Pada kesempatan tersebut, Tim BSIP Sulawesi Barat, juga berkesematan memperkenalkan dan mensosialisasi Sistem Informasi Standing Crop (SiSCrop) 2.0 yang telah dirilis oleh Kementerian Pertanian, melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) pada bulan Desember 2022.
 
 Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) 2.0 merupakan sistim informasi yang memanfaatkan data citra Satelit Sentinel-1 yang dapat memberikan data fase tumbuh tanaman dan prediksi produksi padi nasional sesuai kondisi di lapangan. Informasi data SISCrop 2.0 divisualisasikan melalui peta interaktif secara spasial, data numeric berbentuk tabular dan grafik, yang diupdate setiap 10-15 hari dengan akurasi lebih dari 90% yang dapat digunakan dalam memeprediksi data produksi padi nasional. Informasi SISCrop 2.0 pada laman web berupa peta interaktif, standing crop, produktivitas dan kebutuhan pupuk. Kementerian Pertanian kedepannya diharapkan mampu menunjukkan hasil produksi beras nasional sesuai dengan fakta di lapangan. 
 
PJ. Gubebernur, mengapresiasi capaian Kementan melalui BSIP dalam menciptakan sistem data yang dapat kita lacak hingga tingkat kecamatan. Karena kebijakan yang baik berasal darai data yang baik, lanjutnya. Harapannya sistem ini akan terus dikembangkan sehingga tidak hanya pada komoditas padi saja, namun juga dapat dilakukan pada komoditas pertanian lainnya.