Dalam turun lapang kali ini, peserta pelatihan diajak untuk mengamati secara mendetail tentang organisme organisme yang ditemukan di pohon kakao beserta lingkungan di sekitarnya dengan tujuan memberikan edukasi serta mengasah kemampuan petani dalam mengenal, mendeskripsikan, serta menganalisa permasalahan yang terjadi seputar hama dan penyakit di kebun kakao. Deskripsi secara mendetail dan terorganisir akan memudahkan petani dalam mengambil langkah-langkah pengendalian yang tepat.

 

Setelah kegiatan lapangan, dilanjutkan dengan sesi diskusi di dalam ruangan untuk menganalisa hasil-hasil temuan di lapangan.

 

Peserta pelatihan yang dibagi ke dalam 5 kelompok secara bergantian memaparkan kondisi tanaman kakao serta organisme yang ditemukan. Sesekali tawa canda peserta pelatihan serta pemateri memberikan warna selama proses diskusi berlangsung.

 

"Petani saat ini sebagian besar sebenarnya sudah mampu mengenal dan mengidentifikasi hama dan penyakit, namun kemampuan untuk mendeskripsikannya yang masih perlu untuk dipertajam lagi, tentunya hal ini butuh bimbingan dan panduan dari penyuluh lapangan agar strategi pengendalian yang akan ditentukan nantinya dapat terarah" ujar Syaifullah kepada tim media BSIP Sulawesi Barat.

 

Kegiatan turun lapangan dan diskusi pada hari ini ditutup dengan rangkuman permasalahan hama penyakit tanaman kakao serta strategi pengendalian hayati yang potensial untuk dilakukan guna mencegah serangan yang lebih berat di kemudian hari.