PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Menggali Potensi Pari Gogo Lokal Botteng Utara Kab. Mamuju




Mamuju, 27/02/2023 - Tim penyuluh pertanian BSIP Sul-Bar menghadiri undangan dari BPP Simboro pada pertemuan kelompok tani yang bertempat di Botteng Utara Kab. Mamuju. Turut hadir juga Koordinator BPP Simboro, Penyuluh se-Kecamatan Simboro dan beberapa perwakilan kelompok tani. Para penyuluh melakukan diskusi dan berbincang santai dengan petani tentang potensi pengembangan padi gogo dan komponen teknologi pendukung lainnya, seperti; pemupukan berimbang, teknik penanaman, dan penggunaan VUB padi gogo.

 
Saat diskusi berlangsung, hal yang dikeluhkan oleh petani adalah cara mendapatkan pupuk subsidi yang sangat sulit. Ahmad Raden (Koordinator BPP Simboro) menjelaskan “perlu pengawasan dari pemerintah dalam pendistribusian pupuk tersebut, agar pupuk bersubsidi yang diperuntukan untuk petani tidak dibeli oleh perusahaan-perusahaan swasta. Ahmad Raden menambahkan, tidak sulit untuk mendapatkan pupuk subsidi selama data para petani terdaftar di RDKK pupuk. Petani / kelompok tani yang belum membuat RDKK pupuk subsidi, segera berkoordinasi dengan penyuluh desanya atau penyuluh pendampingnya.  
 
Di kesempatan yang sama, tim BSIP Sulawesi Barat menyampaikan tentang tupoksi BSIP Sulbar yang merupakan transformasi dari BPTP Balitbangtan Sulbar. Selanjutnya disampaikan tentang teknologi budidaya padi gogo, teknik pemupukan berimbang, penggunaan VUB padi gogo dan pentingnya pelestarian sumberdaya genetik lokal yang ada di Botteng Utara. 
 
Setelah penyuluhan dilaksanakan, dilanjutkan dengan kunjungan lapang pada hamparan pertanaman padi gogo yang ditempuh dengan jalan kali -+ 1,5 km dari jalan raya. Padi gogo merupakan jenis padi yang ditanam pada areal lahan kering atau lazim disebut dengan padi tegalan. Budidaya padi gogo sama sekali tidak membutuhkan irigasi dan dapat diaplikasikan didaerah bercurah hujan rendah. Pada hamparan yang dikunjungi, terlihat padi gogo yang dikembangkan petani, masih menggunakan varietas padi gogo lokal dengan sistem budidaya konvensional. Adam, salah seorang petani padi gogo mengatakan dirinya telah membudidayakan tanaman tersebut selama belasan tahun. Dalam 1 tahun, penanaman dilakukan hanya sekali. Umur tanaman diperkirakan 4 bulan setelah tanam kemudian panen.
 
Ada beberapa jenis padi gogo lokal yang ditanam oleh petani yaitu pare buang, pare sa’beng, pare pulut hitam dan pare jarang. Keempat varietas lokal tersebut memiliki kemampuan beradaptasi baik pada wilayah Botteng Utara, tetapi varietas lokal tersebut belum diidentifikasi, karakterisasi dan belum terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.
 
Dengan ditemukannya varietas padi gogo lokal yang memiliki potensi bagus, tim BSIP Sulbar menyarankan untuk tetap melestarikan dan mengembangkannya secara luas. Selain itu BSIP Sulbar akan bekerjasama dengan penyuluh Simboro untuk segera melakukan identifikasi secara mendalam dan karakterisasi serta mendaftarkan varietas padi gogo lokal tersebut.