Pantang Menyerah, Tim Kegiatan Produksi Bibit Kopi Kembali Beraksi
Dibandingkan dengan robusta, biji kopi arabika lebih banyak sekitar 60-70% dari produksi kopi dunia, dan dipercaya sebagai spesies tanaman kopi pertama yang dibudidayakan dalam ulasan sejarah industri kopi. Hingga saat ini industri kopi masih terus bergerak dinamis, penikmat kopi pun kian hari kian bertambah, oleh karenanya inovasi dari hulu ke hilir tidak ada habisnya memuaskan keingin-tahuan pecinta kopi arabika. Buah kopi arabika akan berwarna merah terang saat matang. Rendemen atau persentase produk akhir dan hasil panennya sekitar 18% sampai 20%. Kopi arabika bersifat menyerbuk sendiri (self pollination) sehingga bahan tanaman baru yang diperbanyak secara generatif dari biji akan menghasilkan pertanaman dengan sifat-sifat yang sama dengan pohon induknya. Tanaman kopi arabika akan tumbuh dengan baik pada daerah tropis dengan ketinggian sekitar >800m dpl, dengan curah hujan yang tinggi > 2.000 mm/tahun.
Pasca penyemaian bibit kopi arabika varietas Sigarar Utang yang telah disemaikan pertengahan Juli, namun tidak tumbuh, Tim BSIP Sulawesi Barat kembali melakukan penyemaian bibit kopi arabika dengan varietas lainnya yakni varietas Komasti dari Puslitkoka. Penyemaian kali ini nantinya akan tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Semangat membara dan cuaca pagi yang terik tidak mengurungkan niat tim BSIP Sulawesi Barat dalam kegiatan persemaian bibit kopi. Penanggungjawab kegiatan produksi bibit kopi juga ikut serta di lapangan melakukan penyemaian bibit kopi arabika varietas Komasti bersama teknisi BSIP Sulawesi Barat pada hari Senin 4 September 2023.
Sebelum biji disemai, beberapa hal yang benar-benar perlu diperhatikan adalah: 1) bedengan disiram air sampai jenuh, 2) dibuat pola jarak tanam bibit kopi, yaitu antar baris 4 cm dan dalam baris 2 cm. Sebelum biji disemaikan, terlebih dahulu direndam air selama 3 hari (setiap hari air diganti), 3) Penyemaian benih dilakukan dengan cara membenamkan biji sedalam kurang lebih 0,5 cm; permukaan benih yang rata menghadap ke bawah, 4) Setelah benih tertata di atas bedengan, ditutup dengan alang-alang agar terlindung dari sengatan matahari maupun curahan air siraman secara langsung.
Persemaian Screen House menggunakan rangka besi hollow dengan atap paranet yang berada tidak jauh dari lokasi pemukiman dan jalan. Tujuannya agar mudah dijangkau untuk pemeliharaan dan pengontrolan bibit serta memudahkan saat pendistribusian bibit kopi tersebut.