Focus Group Discussion (FGD) Kunci Penentu Arah Kebijakan
Tommo-Focus Group Discussion (FGD) merupakan diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah dari suatu grup untuk membahas suatu masalah tertentu dalam suasana informal serta dilaksanakan dengan panduan seorang moderator.
Ada tiga komponen utama dalam kegiatan FGD, yakni diskusi kelompok serta terfokus. Tujuan umum FGD adalah menyamakan setiap persepsi atas suatu isu ataupun topik tertentu, yang pada akhirnya akan melahirkan kesepakatan dan juga pengertian baru terkait isu tersebut.
Tim BSIP melaksanakan Kegiatan FGD di Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju yang bertempat di aula kantor BPP Kecamatan Tommo, kegiatan ini di hadiri oleh koordinator BPP, PPL dan perwakilan dari berbagai kelompok tani yang mengembangkan jagung di Kecamatan Tommo.
Kegiatan FGD tersebut fokus membahas tentang issue seputar pertanian khususnya budidaya jagung. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kordinator BPP Kec Sampaga Bapak Rustam, SP, dalam sambutannya, beliau berpesan kepada peserta “perserta harus lebih aktif dalam berdiskusi, dan berharap peserta bisa menyampaikan semua permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama berusaha bertani jagung, sehingga dapat dipecahkan masalahnya secara bersama” ujarnya.
Diskusi tersebut berlangsung dengan penuh antusiasme dari peserta, pembahasan isu mulai dari, pengolahan lahan, varietas, pola tanam, pemupukan, penyiangan pengendalian hama sampai pemasaran produk.
Dari diskusi yang berlangsung kurang lebih 2,5 jam, sangat banyak yang dikeluhkan petani khususnya persoalan pupuk yang langka, Ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia bersubsidi, bibit jagung yang cukup mahal, sistem tanam yang beragam sehingga berdampak pada produksi jagung tidak mencapai angka maksimal.
Hasil dari FGD Penguatan Kapasitas Penerap Standar Instrumen Pertanian yang telah dilaksanakan di beberapa tempat khususnya Kabupaten Mamuju, zona 1, secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwasanya permasalahan petani cenderung sama yakni: sedikitnya kuota pupuk subsidi dan mahalnya pupuk nonsubsidi membuat petani kadang tidak bisa melakukan pemupukan sesuai rekomendasi, serta kurangnya pemahaman petani terhadap manfaat dan fungsi pupuk organik sehingga motivasi untuk memanfaatkan limbah-limbah pertanian dijadikan pupuk organik sebagai solusi dalam pemenuhan unsur hara bagi tanaman, serta kurangnya pemahaman petani tentang GAP (Good Agriculture Practice), Jagung. Permasalahan tersebut akan diramu oleh Tim BSIP untuk penentu arah pendampingan/pemecahan masalah nantinya.