Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Jagung Untuk Pembuatan Pupuk Organik Padat
Tommo-Potensi limbah jagung mencapai 70% dari total biomassa tanaman. Limbah ini belum termanfaatkan secara optimal bahkan petani lebih sering membakarnya dengan alasan efisiensi tenaga dan waktu. Hasil sampingan dari tanaman jagung berupa daun, tongkol (janggel) dan batang jagung. Jerami jagung tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak untuk ternak seperti sapi, kerbau, kambing, juga dapat di manfaatkan sebagai pupuk padat (kompos).
Berdasarkan hasil survey dan FGD yang dilakukan beberapa waktu lalu, salah satu isu yang banyak didiskusikan adalah mengenai pupuk kimia dan minimnya penggunaan bahkan petani tidak pernah menggunakan pupuk organik di lahan pertanamannya, Limbah jagung termanfaatkan kebiasan petani setelah panen limbah jagung dibakar. Oleh karena itu TIM dari BSIP Sulbar turun langsung ke lapangan untuk memberikan demonstrasi terkait pembuatan pupuk kompos yang di laksanakan di halaman kantor BPP Tommo.
Kegiatan demonstrasi cara tersebut dihadiri oleh perwakilan kelompok tani yang mengembangkan Tanaman Jagung di Kec Tommo dan PPL sek Kec. Tommo. Dalam proses pembuatan kompos,batang jagung dicacah menggunakan parang, dikarenakan BPP dan kelompok tani tidak memiliki alsin chopper atau pencacah, setalah itu bahan ditambahkan batang pisang yang telah dipotong-potong dan kohe kambing untuk memperkaya unsur hara yang ada dalam kompos, kemudian bahan dimasukkan secara bertahap ke dalam compost bag dan disiram menggunakan bio activator Promi untuk mempercepat pelapukan bahan organik.
Antusiasme petani terlihat pada saat pembuatan pupuk kompos. Hal ini karena petani mengaku cara pembuatan cukup mudah dan penting untuk diterapkan. Setelah semua bahan telah dimasukkan, compost bag di tempatkan di tempat teduh.
Batang dan janggel jagung mengandung lignin, hemiselulosa, dan selulosa, masing- masing dapat dikonversi menjadi senyawa lain secara biologi. Selulosa merupakan sumber karbon yang dapat digunakan oleh mikroba sebagai substrat dalam proses fermentasi yang menghasilkan produk kompos yang berkualitas bagus.
Dari berbagai penelitan, kandungan yang terdapat dalam jerami jagung: C sekitar,18,21%, N sekitar 0.91%, P2O5 sekitar 2.74%, dan K2O sekitar 0.256%, untuk tongkol jagung C sekitar 12.63%, N sekitar, 9.85, P2O5 sekitar 2.96 dan K2O sekitar 1.02
Potensi yang terdapat dari sisa sampingan budidaya jagung tersebut dapat membatu permasalahan yang terjadi dewasa ini yaitu kelangkaan dan mahalnya harga pupuk kimia. Selain sebagai nutrisi bagi tanaman kompos juga memiliki segudang manfaat diantaranya meningkatkan kualitas tanah, melindungi tanaman dari hama penyakit dan gulma, memperkuat akar tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, kalau lahan sehat tentunya tanaman dapat berproduksi dengan maksimal.
Harapannya dengan terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas penerapan Standar Instrumen Pertanian melalui pembuatan Kompos pengetahuan,Sikap dan keterampilan petani dapat meningkat dan mau mengadopsi teknologi tersebut.