BSIP Sulawesi Barat, Kembali Lakukan Monev
Mamuju Tengah-Pasca dilaksanakannya Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian Komoditi Jagung di Mamuju Tengah, selanjutnya tim BSIP Sulawesi Barat melaksanakan serangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi. Seperti yang diketahui monitoring ini bertujuan melihat tindak lanjut dan aplikasi dari suatu pelaksanaan program dan kegiatan sedangkan evaluasi bertujuan meminimalisir ketidaksesuaian di lapangan sehingga dapat segera diambil tindakan perbaikan. Metode ini dilakukan dengan berbagai tahapan dan terstruktur.
Sebelumnya, kegiatan Monev telah dilaksanakan di Kec. Tobadak, Kab. Mamuju Tengah. Tim BSIP Sulbar kembali bertolak menuju Mamuju Tengah pada tanggal 7 Maret 2023 untuk melakukan monev yang kedua kegiatan penguatan kapasitas penerap standar pertanian komoditi jagung tepat nya di Desa Polo Lereng, Kec. Pangale, Kab. Mamuju Tengah. Kedatangan Tim BSIP SulBar disambut hangat oleh koordinator BPP Kec. Pangale disalah satu kediaman kelompok tani. ‘Terimakasih tim BSIP telah datang kembali, karena sebelumnya tidak semua anggota dari kelompok tani di Kec. Pangale yang mengikuti kegiatan penguatan kapasitas penerap standar pertanian. Oleh sebab itu, anggota dari kelompok tani di Desa Polo Lereng ini sangat ingin mengetahui beberapa aspek terutama tentang rekomendasi pemupukan di lahan mereka’, ungkap koordinator BPP Kec. Pangale. Setelah selesai berbincang, tim BSIP Sulbar bersama anggota kelompok tani yang didampingi oleh PPL setempat langsung menuju ke lahan pertanaman jagung untuk diambil sampel tanah nya yang kemudian dilakukan pengujian tanah menggunakan PUTK. Terlihat semangat dan antusias dari anggota kelompok tani karena selama ini sangat jarang dilakukan kegiatan seperti ini. Sebagian besar petani selama ini tidak mengetahui status hara dilahan pertanaman mereka dan melakukan pemupukan dengan dosis yang tidak sesuai.
Disaat yang bersamaan, tim BSIP SulBar juga melakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos yang bahannya diperoleh dari limbah pertanian, limbah rumahtangga dan limbah peternakan. Adapun tujuan dilakukannya pelatihan ini yakni sebagai upaya antisipasi kelangkaan pupuk yang sewaktu waktu dihadapi oleh para petani.
Diharapkan setelah dilakukan monitoring dan evaluasi ini, mulai terlihat pemahaman dan perbedaan penerapan standar yang bisa menunjukkan perbaikan penerapan GAP, GHP dan GMP Jagung sehingga hasil dan kualitas produksi jagung akan lebih baik. Melalui kegiatan penguatan penerap standar pertanian, diharapkan produk pertanian Indonesia semakin berkualitas