PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Pertahankan Produktivitas, BSIP Sulbar Lakukan Pemupukan Sesuai kebutuhan Tanaman dan Kondisi Lahan




Wonomulyo - Sebagai sumber harapan, pupuk merupakan sarana produksi yang memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Sama seperti manusia, tanaman juga membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda dalam setiap tahapan usia. Nutrisi yang dibutuhkan manusia pada saat masih bayi akan berbeda dengan saat sudah dewasa. Begitu halnya dengan tanaman, termasuk padi. Pada tahapan usia tertentu, padi membutuhkan nutrisi khusus. Masalahnya adalah penggunaan pupuk kimia secara terus menerus pada dosis tinggi dapat berpengaruh negatif terhadap lingkungan, dan menurunkan tingkat efsiensi penggunaannya. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu upaya meningkatkan efsiensi pemupukan dengan mengelola pupuk secara tepat sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi lahan agar produktivitas tinggi. Selain itu, kita harus mengetahui umur tanaman padi terlebih dahulu apalagi saat ini banyak varietas padi berumur genjah yang dilepas sebagai varietas unggul baru. 

 
Tim Unit Pengelola Benih ter Standar (UPBS) BSIP Sulbar melakukan pemupukan susulan kedua bersama Kelompok Tani Harapan Mulyo yang didampingi oleh Pengawas Benih Tanaman Musmuliadi, S.P dari UPTD BPSB Prov. Sulbar, Kamis 6 Juni 2024 di Desa Bumi Ayu, Kec. Wonomulyo, Kab. Polman. Agar efektif dan efisien, penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Untuk mengetahui kebutuhan N, tim UPBS BSIP Sulbar mengukur Tingkat kehijauan warna daun padi dengan menggunakan BWD (Bagan Warna Daun). Pembacaan BWD hanya dilakukan menjelang pemupukan kedua (tahap anakan aktif, 21-30 hari) dan pemupukan ketiga (tahap primordia, 35-40 HST). Adapun pupuk yang digunakan pada pemupukan kedua ini yakni menggunakan 100kg/ha Urea dan 50kg/ha NPK Phonska berdasarkan analisis BWD dan kondisi kesuburan lahan. Hasil penelitian menunjukkan, pemakaian BWD dalam kegiatan pemupukan N dapat menghemat penggunaan pupuk urea sebanyak 15-20 % dari takaran yang umum digunakan petani padi tanpa menurunkan hasil.
 
Teknik pemupukan tanaman padi memang sangat relatif, tidak ada ukuran secara pasti dosis dan waktu yang ditentukan, karena banyak sekali faktor yang harus diperhatikan. Struktur tanah dengan kondisi unsur hara yang berbeda-beda di tempat satu dengan yang lainnya, tentu juga memerlukan teknik yang berbeda dalam hal pemupukannya. Tanaman padi memerlukan banyak hara N dibanding hara P ataupun K. Pupuk Urea perlu diberikan sebanyak 3 kali, agar pemberian pupuk N menjadi lebih efisien terserap oleh tanaman padi. Sedangkan pemberian pupuk NPK phonska dilakukan 2 kali, agar proses pengisian gabah menjadi lebih baik. 
 
Selain pupuk kimia di atas, sangat dianjurkan untuk menambahkan pemberian pupuk organik. Pupuk organik yang dianjurkan berupa pupuk kandang atau kompos jerami sebanyak 2 ton per hektar setiap musim, Penggunaan pupuk organik ini dapat mengembalikan sifat-sifat tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan serta menggemburkan tanah yang telah padat karena efek penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia.