PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Pelatihan Pembuatan Kompos: Langkah Nyata BSIP Sulbar Dorong Sistem Pertanian Berkelanjutan




Mamuju-Sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian, BSIP Sulawesi Barat memiliki tugas melaksanakan penerapan dan diseminasi standar instrumen pertanian spesifik lokasi. Dalam pelaksanaannya, harus menyentuh seluruh stakeholder baik petani, penyuluh pertanian, pelaku usaha, dan instansi daerah. Untuk mewujudkan terdiseminasinya standar instrumen pertanian ada banyak kegiatan yang dilaksanakan, salah satunya menjadi narasumber pada kegiatan pelatihan.

Penyuluh Pertanian Ahli Muda sekaligus Ketua Tim Kerja Diseminasi Standar Instrumen Pertanian BSIP Sulbar (Marwayanti Nas) didaulat sebagai narasumber pada Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Kompos. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Mamuju yang dilaksanakan di Halaman Kantor DTPHP Kabupaten Mamuju. Peserta Kegiatan terdiri dari Koordinator BPP se-Kabupaten Mamuju, PPL, dan perwakilan beberapa kelompok tani. Kegiatan ini menjadi spesial karena dibuka langsung oleh Bupati Mamuju Dr. Hj. Sitti Sutinah, SH, M.Si. Pada kesempatannya, Bupati Mamuju menyampaikan berbagai capaian Kabupaten Mamuju di bidang pertanian dan dukungan Pemkab Mamuju terhadap petani dan PPL dengan adanya bantuan sarana produksi, alsintan, dan motor dinas bagi penyuluh.

Selama kegiatan berlangsung terlihat semangat tinggi peserta yang antusias mengikuti setiap tahapan pelatihan pembuatan kompos. Pada pelatihan ini diperkenalkan teknik pembuatan pupuk organik yang mudah dan tentunya ramah lingkungan dengan menggunakan aktivator promi. Salah satu hal yang menarik perhatian peserta karena banyak yang baru menjumpai produk tersebut. Promi merupakan aktivator pembuat kompos yang mengandung mikroba Trichoderma harzianum DT 38,T, pseudokoningii DT 39, Aspergillus sp, dan mikroba pelapuk.

Diskusi antara peserta dan Narasumber terkait pembuatan pupuk kompos menjadi penutup sesi terakhir kegiatan pelatihan. Dengan adanya pelatihan pembuatan kompos diharapkan perwakilan PPL dan kelompok tani dapat menyebarluaskan kepada anggota kelompok tani lainnya sehingga diseminasi dapat mengubah sedikit demi sedikit ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik.